Beranda | Artikel
Adab-Adab Safar
Kamis, 4 April 2024

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Yahya Badrusalam

Adab-Adab Safar adalah kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. pada Ahad, 23 Ramadhan 1445 H / 3 April 2024 M.

Kajian Tentang Adab-Adab Safar

1. Mengikhlaskan niat karena Allah Subhanahu wa Ta’ala

Kita intropeksi apa tujuan daripada safar kita? Apakah dalam rangka ketaatan ataukah -na’uzubillah- safar dalam rangka maksiat? Jangan sampai seperti itu. Apa niat kita mudik? Kalau niatnya untuk bersilaturrahim dengan keluarga atau tentu yang lebih utama lagi dalam rangka untuk berbakti kepada orang tua, maka tentu itu sebuah safar yang mulia.

2. Bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala

Kita bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan kalau punya hutang segera kita bayar. Karena kita tidak tahu apakah akan selamat di perjalanan atau tidak? Yang namanya ajal hanya Allah yang Maha Tahu. Maka kita mohon ampun kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kalau ada permusuhan dengan teman, maka segara minta maaf, kita perbaiki hubungan. Kita tidak tahu tentang ajal. Karena banyak kita lihat di perjalanan ada yang kecelakaan qadarullah meninggal dunia.

3. Istikharah

Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,

إِذَا هَمَّ أَحَدُكُمْ بِالأَمْرِ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ مِنْ غَيْرِ الفَرِيْضَةِ…

“Apabila salah seorang dari kalian sudah berkeinginan untuk melakukan suatu perkara (termasuk safar), hendaklah melaksanakan shalat dua rakaat selain fardhu, kemudian ucapkan doa, ‘Ya Allah, aku memohon pilihan kepada-Mu dengan ilmu-Mu. Aku memohon kepada Engkau kemampuan dengan kekuasaan-Mu. Dan aku memohon kepada-Mu dari karunia-Mu yang Agung. Sesungguhnya Engkau berkuasa dan aku tidak berkuasa. Engkau Maha Mengetahui dan aku tidak mengetahui. Dan Engkau Maha Mengetahui hal-hal yang ghaib.`”

“Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara ini (sebutkan perkara tersebut) adalah baik bagiku pada agamaku, kehidupanku, dan akibat perkaraku, maka takdirkanlah itu untukku, dan mudahkanlah jalannya untukku. Namun, jika Engkau mengetahui bahwa perkara ini buruk bagiku dalam agamaku, kehidupanku, dan akibat urusanku, maka palingkanlah aku daripadanya, dan palingkanlah ia dariku. Takdirkanlah bagiku kebaikan di mana saja, kemudian jadikanlah aku ridha menerimanya.”

Lihat: Shalat Istikharah

Subhanallah, ini adalah doa yang agung. Ketika kita memohon kepada Allah, jika perjalanan ini baik, Ya Allah, tolong takdirkan untukku dan permudahlah semuanya dalam perjalanan ini. Namun, jika perjalanan ini tidak baik, tolong palingkan aku darinya sehingga Allah menghalau kita dari berbagai keburukan.

4. Jangan menggunakan uang haram

Janganlah kita membeli tiket pesawat, bus, atau kapal dengan uang yang haram, karena perbuatan itu akan membuat kebaikan dalam perjalanan tetap tidak memiliki nilai di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.

5. Mempersiapkan perbekalan yang baik

Perbekalan yang baik adalah hal-hal yang bermanfaat untuk perjalanan kita. Hendaknya kita membawa perbekalan yang paling utama, yaitu ketakwaan. Ketika dalam perjalanan, kita butuh ketakwaan, agar mata kita tidak tergoda oleh hal-hal yang terlarang, sehingga tidak melakukan hal-hal yang tidak diridhai oleh Allah.

Jika perjalanan kita adalah untuk tujuan bisnis, misalnya, maka penting bagi kita untuk mempelajari fikih perbisnisan, terutama yang berhubungan dengan jual beli. Hal ini bertujuan agar kita tidak terjerumus dalam akad-akad yang mengandung keharaman, kecurangan, atau bahkan riba.

6. Bersafar itu di hari Kamis Pagi

Disunahkan untuk melakukan perjalanan pada hari Kamis jika memungkinkan, tetapi jika tidak memungkinkan, maka bisa dilakukan pada hari Jumat. Hal ini berdasarkan hadits dari Kaab bin Malik,

أَنَّ رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُحِبُّ أَنْ يَخْرُجَ يَوْمَ الْخَمِيسِ

“Bahwa Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam suka melakukan perjalanan berangkat pada hari Kamis.” (HR. Bukhari)

Hal ini juga disebut dalam riwayat lain,

أَقَل مَا كَانَ رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْرُجُ إِلاَّ يَوْمَ الْخَمِيسِ

“Bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sering melakukan perjalanan Safar pada hari Kamis.” (HR. Bukhari)

Jika memungkinkan, kita disarankan untuk memulai perjalanan di pagi hari. Hal ini karena pagi hari adalah waktu yang diberkahi. Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berdoa,

اللَّهُمَّ بَارِكْ لأُِمَّتِي فِي بُكُورِهَا

“Ya Allah, berkahilah untuk umatku di pagi hari mereka.”

Oleh karena itu, kita berharap agar perjalanan kita berkah ketika memulainya di pagi hari.

7. Berpamitan

Kita menyampaikan kepada tetangga-tetangga dan teman-teman bahwa kita mau safar dengan cara mengucapkan doa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Misalnya kita punya grup WhatApp atau menyampaikan pesan kepada tetangga-tetangga dengan mengucapkan,

أَسْتَوْدِعُكُمُ اللَّهَ الَّذِيْ لاَ تَضِيْعُ وَدَائِعُهُ

“Aku menitipkan kamu kepada Allah yang tidak akan hilang titipan-Nya.” (HR. Ahmad)

أَسْتَوْدِعُ اللَّهَ دِينَكَ وَأَمَانَتَكَ وَخَوَاتِيمَ أَعْمَالِكَ

“Aku akan titipkan kamu kepada Allah dalam agamamu, amanahmu, dan akhir amalanmu.”

Apa lagi Adab-Adab Safar selanjutnya? Mari download dan simak mp3 kajian yang penuh manfaat ini.

Dengarkan dan Download Kajian Adab-Adab Safar

Jangan lupa untuk turut menyebarkan kebaikan dengan membagikan link kajian “Adab-Adab Safar” ini ke media sosial Antum. Semoga Allah Ta’ala membalas kebaikan Antum semua.


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/54069-adab-adab-safar/